JAYAPURA, KOMPAS.com — Tim SAR hari Senin (9/5/2011) ini masih melakukan pencarian tiga korban jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines jenis M-60 di perairan Kaimana, Papua Barat, sekitar 500 meter dari Bandara Utarom, Sabtu, setelah sebelumnya menemukan 24 korban.
"Tim SAR yang dibantu penyelam dari Sorong telah menemukan 24 korban, termasuk awak pesawat, tetapi tiga di antaranya belum ditemukan," kata Kepala Bandara Utarom, Kaimana, Gagarin Mardiansyah yang dihubungi melalui telepon seluler dari Jayapura, Senin.
Ia mengatakan, salah satu korban yang baru ditemukan adalah anak kecil. Setelah diidentifikasi, jasad anak kecil itu diketahui bernama Rifli Abimanyu (Abi), anak dari pasangan Ajun Komisaris Tedy Efendi dan Irmawaty, yang juga menjadi korban dalam kecelakaan pesawat tersebut.
Jasad Abi ditemukan sejumlah nelayan tradisional yang ikut dalam pencarian korban pesawat naas itu. Korban terapung di permukaan air laut, sekitar 3 mil dari tepian laut bagian selatan kota Kaimana.
Ia mengatakan, tim SAR masih melakukan pencarian tiga korban tersisa. Dari sekian banyak jasad yang telah ditemukan, enam orang di antaranya belum diidentifikasi dan kini masih disemayamkan di RSUD Kaimana karena kondisi korban tidak utuh lagi.
Salah satu korban, Tedy Efendi, anggota Serse Polres Aimas, Sorong, dan kini bertugas di Serse Kaimana, telah dikirimkan ke keluarganya, sedangkan korban lain, M Solossa, pegawai Navigasi Kaimana, belum bisa diberangkatkan ke kampung halamannya di Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, karena menunggu keputusan pihak keluarga. Hanya, dia memperkirakan hari Senin petang jenazah M Solossa diterbangkan ke Sorong.
Pesawat naas yang membawa 21 penumpang dan 6 awak itu pada Sabtu sekitar pukul 14.00 WIT jatuh tidak jauh dari pantai Kaimana, sekitar 500 meter dari Bandara Utarom, yang diresmikan mendiang Gubernur Papua Jacobus Previdya Solossa tahun 2004.
Sementara itu, pihak PT Jasa Raharja Papua telah memastikan menyediakan dana sekitar Rp 1,35 miliar untuk membayar santunan bagi korban yang diterima ahli waris masing-masing. Dana sebesar Rp 1,35 miliar itu dengan rincian setiap korban memperoleh santunan Rp 50 juta.
Pemerintah Kabupaten Kaimana telah membuka pos komando (posko) penanganan korban jatuhnya pesawat Merpati jenis M-60 buatan China tahun 2000 itu. Video amatir yang direkam seorang warga setempat, Charly Maipauw, telah disebarkan di sejumlah media cetak dan elektronik lokal, nasional dan internasional, memperlihatkan kondisi pesawat hingga evakuasi korban.
Tim SAR juga menemukan sejumlah puing pesawat yang hancur berkeping-keping. Kaimana adalah kabupaten baru, hasil pemekaran dari Kabupaten Fakfak tahun 2003 dan menjadi kabupaten definitif tahun 2005.
Perusahaan penerbangan domestik membuka jalur penerbangan ke Kaimana hanya dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku; Sorong; dan Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat.
0 komentar:
Posting Komentar